BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang
menonjol, salah satu diantaranya yaitu psikologi analisis. Keberjayaannya
psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokohnya yaitu freud, jung, dan
lacan, yang benar-benar menguasai baik psikologi dan psikiatri.
Psikoanalisa dianggap sebagai salah satu gerakan
revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan
penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang
manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa tingkah laku manusia
sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar, sehingga Freud dijuluki
sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang
dimaksud dengan psikoanalisis?
2. Siapakah
tokoh-tokoh psikoanalisis?
3. Jelaskan
konsep manusia dalam psikoanalisis?
4.
Apa hubungan
psikoanalisis dengan ilmu komunikasi?
C.
TUJUAN
Supaya pembaca lebih paham dan
mengerti akan karakteristik manusia menurut tinjauan psikologis yaitu
psikoanalisis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PSIKOANALISIS
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund
Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu
psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis
didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga
sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu (1)
Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika,
faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya
pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa, (2)
Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran
(bawah sadar), (3) Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan
gangguan mental.
Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle &
Ziegler, 1992):
·
Teori mengenai kepribadian &
psikopatologi
·
Metode terapi untuk gangguan
kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak
disadari
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu (1)
Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa
yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam
kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam, (2)
Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik
yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar
energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis: Hipnotis, analisis
mimpi, mekanisme pertahanan diri.
B. TOKOH-TOKOH
PSIKOANALISIS
1.
Sigmund Freud (1856-1939)
Sepanjang masa hidupnya, Freud adalah seorang yang
produktif. Meskipun ia dianggap sosok yang kontroversial dan banyak tokoh yang
berseberangan dengan dirinya, Freud tetap diakui sebagai salah seorang
intelektual besar.
Pengaruhnya bertahan hingga saat ini, dan tidak hanya
pada bidang psikologi, bahkan meluas ke bidang-bidang lain. Karyanya, Studies
in Histeria (1875) menandai berdirinya aliran psikoanalisa, berisi ide-ide dan
diskusi tentang teknik terapi yang dilakukan oleh Freud.
a.
Riwayat
hidup
Freud berkebangsaan Austria, lahir 6 Mei 1856 di
Pribor, (ketika itu) Austria, lalu bersama keluarganya pindah ke Wina dan terus
tinggal di kota itu. Ia berasal dari keluarga miskin, ayahnya adalah pedagang
bahan wol yg tdk terlalu sukses.
Sejak kecil Freud sudah menunjukkan kecerdasan yang
luar biasa. Ia belajar kedokteran dan memilih spesialisasi dibidang neurologis.
Dalam prakteknya sebagai ahli syaraf inilah Freud banyak mengembangkan ide dan
teorinya mengenai teknik terapi psikoanalisa.
Ada dua orang yang berpengaruh besar bagi pemikiran
Freud, yaitu Breuer, seorang psikiater terkenal di Wina dan Charcot, dokter
syaraf terkenal di Perancis. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani
pasien-pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, Studies
in Histeria. Dari Charcot ia banyak belajar mengenai teknik hipnosis dalam
menangani pasien histeria karena Charcot mengembangkan teknik hipnose. Kelak
Freud meninggalkan teknik hipnose ini karena sulit diterapkan dan mengembangkan
teknik menggali ketidaksadaran lewat kesadaran, seperti free association.
Dengan mengembangkan teknik ini Freud lebih percaya bahwa hal-hal
diketidaksadaran bukan dilupakan (seperti teori Charcot), tetapi direpres
(ditekan ke dalam ketidaksadaran agar tidak muncul).
Pada awal abad 20, psikoanalisa semakin populer dan
tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Ia juga memiliki banyak
pengikut/murid yang terkenal, antara lain Adler dan Jung. Mulai terbentuk
forum-forum diskusi rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat mendiskusikan
konsep-konsep psikoanalisa. Pada tahun 1909, Freud diundang oleh G. Stanley
Hall untuk berpidato di Clark Uni, salah satu uni besar di AS, dan dengan
demikian Freud juga sudah diakui di AS. Pada tahun 1910 International
Psychoanalysis Association terbentuk dan Jung menjadi ketua pertamanya. Para
kolega Freud memprotes hal ini dan membela Freud untuk menjadi ketuanya.
Hubungan Jung dan Freud akhirnya terganggu.
Freud meninggalkan Austria pada saat Hitler semakin
berkuasa dan posisinya sebagai intelektual Yahudi memberinya berbagai
kesulitan. Melalui usaha Ernest Jones, seorang Inggris dan dubes Inggris di
Austria, pada tahun 1938 Freud keluar dari Austria dan berimigrasi ke Inggris
hingga akhir hayatnya di 1939.
b.
Pemikiran
dan teori
Freud membagi mind ke dalam consciousness,
preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek kesadaran.
unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling
penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di
dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan
instink.
Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara
conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan
saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian
yang memiliki kontak langsung dengan realitas.
Freud mengembangkan konsep struktur mind di atas
dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang dikenal dengan struktur
kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super
ego.
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian,
seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya
pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego,
berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai,
superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id
dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego
terancam dan munculah kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari
ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal
sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam,
c.
Sumbangan
Freud
Sebagai orang pertama yang menyentuh konsep-konsep
psikologi seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi,
pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian
Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik
sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat
diramalkan
Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata
psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain.
Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis
karya seni
d.
Kritik Freud
Metode studinya yang dianggap kurang reliabel, sulit
diuji secara sistematis dan sangat subyektif
Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara
ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan dianggap
fiksi, seperti Oedipus complex
Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah
mempelajari intervening variable Freud banyak memiliki murid. Tidak semuanya
akan dibahas, hanya dua dari para pengikut itu yang akan dibahas di sini, yaitu
Adler dan Jung.
2.
Alfred Adler (1870-1937)
Adler mengembangkan yang disebut sebagai Individual
Psychology. Banyak konsep Freud yang diikutinya, antara lain mengenai level
kesadaran. Namun Adler menekankan pada faktor kesadaran/unsur ego . Teorinya
banyak menyentuh unsur lingkungan sosial sehingga ia juga dikenal sebagai
seorang psikoanalis sosial yang pertama. Sebagai seorang pengikut Freud, Adler
memilih jalan berbeda dari Freud dan menganggap teori Freud sangat menekankan
unsur seksual sehingga kurang realistis.
Adler di Wina dari keluarga pedagang yang berada.
Sejak kecil ia sakit-sakitan dan hal ini menumbukan cita-cita untuk menjadi
seorang dokter. Pada tahun 1895 ia lulus kedokteran dari Universitas Wina, lalu
berpraktek sebagai dokter mata sebelum akhirnya menekuni bidang psikiatri dan
menjadi psikiater.
Konsep utama Adler adalah organ inferiority. Berangkat
dari teorinya tentang adanya inferiority karena kekurangan fisik yang berusaha
diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan
inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya perasaan inferior karena
kekurangannya dan berusaha melakukan kompensasi atas perasaan ini. Kompensasi
ini bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk pertahanan yang
memungkinkannya mengatasi kelemahan tsb.
Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for
superiority, yaitu dorongan untuk mengatasi inferiority dengan mencapai
keunggulan. Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat
bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving for superiority menyebabkan
manusia selalu berkembang ke arah kesempurnaan. Teorinya ini yang membuat Adler
memiliki pandangn lebih optimis dan positif terhadap manusia serta lebih
berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa
lalu.
3.
Carl Gustav Jung (1875-1961)
Dikenal mengembangkan Analytical Psychology. Sebagai
murid Freud, Jung juga mengajukan keberatan terhadap beberapa konsep utama
Freud yang menyebabkan hubungan keduanya renggang dan retak. Perbedaan utama
Jung dan Freud terletak pada pandangan mereka tentang ketidaksadaran. Meskipun
keduanya sama-sama menekankan ketidaksadaran sebagai penentu perilaku manusia
(bahkan Jung lebih kuat dalam hal ini), tapi mereka berbeda posisi tentang asal
ketidaksadaran ini. Freud mengatakan bahwa unsur seksual adalah faktor utama
dan dominan dalam ketidaksadaran sementara Jung sangat tidak setuju dgn
pandangan ini dan menyatakan bahwa sumber ketidaksadaran adalah warisan dari
nenek moyang sehingga sifatnya sosial dan tergantung kelompok ras
Jung lahir di Swiss, ayahnya adalah pendeta dan unsur
religius nantinya akan banyak berperan dalam pemikiranpemikirannya. Ia belajar
kedokteran di Universitas Basel, lulus 1900. Kemudian ia ditunjuk bekerja di
klinik psikiatri Universitas Zurich tahun 1909. Ia adalah ketua pertama
International Psychoanalitic Association tahun 1911. Tahun 1914 ia mengundurkan
diri dari posisinya tersebut dan mendirikan analytical psychology. Pada tahun
1920an ia banyak melakukan ekspedisi lapangan ke Afrika dan Amerika Selatan
sambil meneliti dan mengembangkan teorinya. Ekspedisi ini secara signifikan
mempengaruhi teori-teorinya yang kental unsur budayanya. Tahun 1948 C.G. Jung
Institute didirikan di Zurich untuk mengembangkan teorinya dan teknik
terapinya.
Jung menekankan pada aspek ketidaksadaran dengan
konsep utamanya, collective unconscious. Konsep ini sifatnya transpersonal, ada
pada seluruh manusia. Hal ini dpt dibuktikan melalui struktur otak manusia yang
tidak berubah. Collective unconscious terdiri dari jejak ingatan yang
diturunkan dari generasi terdahulu, cakupannya sampai pada masa pra-manusia.
Misalnya, cinta pada orangtua, takut pada binatang buas,dan lain-lain.
Collective unconscious ini menjadi dasar kepribadian manusia karena didalamnya
terkandung nilai dan kebijaksanaan yang dianut manusia. Ide-ide yang diturunkan
atau primordial images disebut sebagai archetype. Terbentuk dari pengalaman
yang berulang dalam kurun waktu yang lama. Ada beberapa archetype mendasar pada
manusia, yaitu persona, anima, shadow, self. Archetype inilah yang menjadi isi
collective unconsciousness.
Evaluasi
Adler dan Jung
Adler dikenal dengan sumbangan teorinya yang
optimistik dan berorientasi pada masa depan dalam memandang manusia. Jung
memasukkan unsur budaya dalam aliran psikoanalisa sehingga teorinya juga
menjangkau bidang luas seperti sejarah, seni, dan lain-lain.
Berdasarkan teori Jung, para ahli tes psikologi
seperti Eysenck dan Cattell menyusun tes kepribadian setelah menguji validitas
teori Jung secara statistik
Kritik
terhadap Jung dan Adler sama seperti kelemahan Freud, ditujukan pada
"keilmiahan" konsep teori keduanya.
C. KONSEP
MANUSIA DALAM PSIKOANALISIS
Gnothi Seauthon…! Kenalilah dirimu…! Motto ini telah
mengusik para filusuf untuk mencoba memahami dirinya. Konon, motto inilah yang
mendorong berkembangnya ilmu filsafat di Yunani. Dan ternyata hingga saat ini
pun masih relevan
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku
manusia telah melahirkan banyak teori-teori tentang manusia, tetapi empat
pendekatan yang paling dominan dan berpengaruh adalah : Psikoanalisis,
Behaviorisme, Psikologi Kognitif, dan Psikologi Humanistis. Psikoanalisis melukiskan
manusia sebagai makhlik yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo
Volens).
Di sisi lain, menurut Sigmund Freud, perilaku manusia
itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan
biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama
dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang
sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian menurut Gerald
Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada dialektika
antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran
Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah
ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku
seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.
Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan
terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif
itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya
dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah. Dan struktur
kepribadian Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri
dari id, ego dan superego.
Id adalah komponen kepribadian
yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip
kesenangan “pleasure principle”.
Ego adalah bagian kepribadian yang
bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk
menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur
dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego.
Superego adalah bagian moral dari
kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah-
benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
D. HUBUNGAN
KOMUNIKASI DENGAN PSIKOANALISIS
banyak teori dalam ilmu
komunikasi dilatarbelakangi konsepsi‑konsepsi psikologi tentang manusia. Paling
tidak, ada empat teori psikologi yang paling dominan yang dianggap sebagai akar
dari teori komunikasi, yaitu Psikoanalisis, Behaviorisme, Psikologi Kognitif,
dan Psikologi Humanistis.
Setiap pendekatan (konsepsi)
tersebut memandang manusia dengan cara yang berlainan, yang akan mempengaruhi
pandangannya tentang karakteristik manusia sebagai pelaku utama komunikasi.
Disisi lain salah satu kajian yang berbasis teori
psikoanalisis yang disebutkan Rogers adalah studi Palo Alto Group yang
dilakukan oleh Gregory Bateson.
Pengakuan Beteson bahwa Palo Alto group hampir menjadi
sebuah gerakan sosial, lingkaran dalam dari sebuah bangun teoritik yang
memiliki pandangan bahwa perilaku komunikasi merupakan sebuah tindakan
interaksionis. Ketertarikan Beteson atas studi komunikasi telah dia ungkapkan
dalam buku pentingnya yang kompleks “Steps to an Ecology of Mind” (1972).
Penekanan secara konseptual pada buku itu melihat pada komunikasi individu
dalam hubungan eratnya dengan orang lain, yang merefleksikan tesis utama dari
Palo Alto Group.
Namun catatan menarik dari Palo Alto group adalah
bahwa kelompok ini tidak diorganisir selayaknya sebuah departemen universitas
atau suatu paham, berpusat dalam disiplin akademik tertentu, namun lebih
sebagai sebuah kumpulan sosok-sosok yang peduli untuk melihat bagaimana sebuah
komunikasi bekerja dalam hubungannya dengan problem kesehatan mental, terapi
keluarga, dan schizophrenia. Akhirnya kelompok ini memiliki problem orientasi
(yang tak memiliki batasan, jika suatu saat dibutuhkan), untuk membongkar
fenomena komunikasi manusia sebagai suatu jawaban utama dari semua pertanyaan
mereka.
Seperti yang bisa dilihat Rogers satu pelajaran
penting dari studi komunikasi yang dilakukan oleh Palo Alto Group adalah
fokusnya pada permasalahan komunikasi seperti halnya yang kita kenal dengan
anggapan positif (the presumed positives).
Ada kondisi-kondisi dimana komunikasi tidak selalu
menghasilkan sesuatu yang linear, sama makna, namun juga kadang muncul
ambiguitas di dalamnya. Seperti contoh bahwa studi komunikasi mengenai topik
penyingkapan diri (self disclosure) dan keterbukaan (openness) seharusnya
diimbangi dengan studi-studi ambiguitas, penipuan (deception), dan taktik
berbelit-belit. Penyebabnya adalah dalam kasus-kasus seperti diplomasi,
percintaan, dan negosiasi bisnis yang muncul adalah kejadian-kejadian ambigu
dari pada sesuatu yang bersifat langsung dan jelas, serta cepat disimpulkan.
Dan para studi komunikasi mengakui betapa
kuatnya pengaruh psikoanalisis yang diprakarsai Freud terhadap kelahiran dan
perkembangan kajian ini. Sebuah fakta yang belum tentu disadari dan dimengerti
oleh ribuan mahasiswa ilmu komunikasi, entah di Indonesia maupun di dunia.
Sudah saatnya kita melihat ilmu komunikasi bukan hanya separangkat keahlian
memotret, shooting film, membaca berita, atau sekadar menjadi public relations
semata. Sebuah anggapan ‘berbahaya’ yang pada titik akhirnya malah
menggelincirkan kajian komunikasi hanya sebagai sebuah praktek keahlian dan
penghasil para ‘tukang’. Kajian komunikasi harus berkembang menjadi sebuah
disiplin kuat membaca realitas hidup manusia. Pada suatu saat dia akan sejajar
dengan Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Psikologi, dan ilmu-ilmu sosial mapan
lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa,
Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran
(bawah sadar). dan tokoh-tokoh dari psikoanalisis Sigmund Freud, Alfred
Adler, Carl Gustav Jung.
Konsep psikoanalisis sampai sekarang
masih relevan dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.Konsep ini masih
digunakan sebagai acuan dalam mengatasi gangguan kejiwaan(neurotik).
Psikoanalisis menggunakan metode
menganalisis dan mengeluarkan faktor-faktor dalam alam bawah sadar seseorang.
Dengan menggunakan prinsip yang dipakainya yaitu mencari dahulu faktor-faktor
yang menyebabkan neurose melalui teknik-teknik evaluasi kepribadian, dan diusahakan
untuk menghilangkan faktor-faktor dalam rangka gejala-gejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
v
Ahmadi, Abu dan M. Umar.(1992). Psikologi
Umum, Surabaya: PT Bina Ilmu.
v
Berry, Ruth.(2001). Seri Siapa Dia?
FREUD, (penerjemah: Frans Kowa). Jakarta: Erlangga.
v
Bertens, K.(2002), Etika Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
v
Boeree, C. George.(2005). Personality
Theories, (penerjemah: Inyiak R). Yogyakarta: Prisma.
v
Corey, Gerald.(2003). Teori dan
Praktek Konseling dan Psikoterapi, (penerjemah: E.Koeswara). Bandung: PT Refika
Aditama.
v
Freud, Sigmund.
(2002), Psikoanalisis, (penerjemah: Ira
Puspitarini). Yogyakarta: Ikon.
2003. Teori Seks, (penerjemah: Apri Danarto). Yogyakarta: Jendela.
2003. Teori Seks, (penerjemah: Apri Danarto). Yogyakarta: Jendela.
v Fudyartanta, RBS.(2005). Psikologi Kepribadian Neo Freudianisme. Yogyakarta: Zenith
Publisher.
v Hall, Calvin S., dan Gardner Lindzey.(1993) Teori-teori Psikodinamik (Klinis), (penerjemah:
A. Supratiknya). Yogyakarta: Kanisius.
v Hardjana, Andre.(1994). Kritik Sastra Sebuah Pengantar, Jakarta: PT Gramedia.
v Kartono, Kartini.(1996). Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju.
v Koeswara, E.(1991).
Teori Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.
v Palmquist, Stephen.(2005). Fondasi Psikologi Perkembangan, menyelami mimpi, mencapai kematangan
diri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
v Poduska, Benard.(2000). Empat Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar