Pokok
Bahasan :Penyakit Leptospirosis
Sub pokok bahasan :Pencegahan dan Penularan Penyakit Leptospirosis
Sasaran :
Keluarga Tuan A
Target : Tuan A
Waktu pelaksanaan
Tanggal : 28 Februari 2012
Tempat : Di rumah Tuan A
Waktu : 20 Menit
I.
Latar Belakang
Tuan A terkena Penyakit
Leptospirosis. Tuan A berprofesi sebagai petani bertempat tinggal di Bantul
Yogyakarta. Tuan A buta huruf, dengan profesi Tuan A sebagai petani kemungkinan
dapat terkena Penyakit Leptospirosis.
II.
Tujuan Intruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan keluarga Tn A mampu memahami Penyakit Leptospirosis dan melakukan
pencegahan serta meminimalisir penularan.
III.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah
diberikan penyuluhan selama 20 menit, Keluarga Tn A diharapkan dapat mengerti mengenai:
a. Pengertian
Penyakit Leptospirosis
b. Cara Penularan Penyakit Leptopirosis
c. Gejala
Penyakit Leptopirosis
d. Pengobatan
Penyakit Leptopirosis
e. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
IV.
Materi penyuluhan
a. Pengertian
Penyakit Leptospirosis
b. Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
c. Gejala Penyakit Leptospirosis
d. Pengobatan penyakit Leptospirosis
e. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
(TERLAMPIR)
V.
Metode Pembelajaran: ceramah, diskusi dan Tanya jawab
VI.
Media: leaflet, lembar balik, dan poster
VII.
Setting Tempat
Penyuluhan :
|
|
|
B :
Tuan A dan keluarga
|
|
VIII.
Kegiatan:
No.
|
Kegiatan
|
Kegiatan Penyuluh
|
Kegiatan
Audien
|
Waktu
|
1
|
Pendahuluan/Pembukaan
|
*
Memberi
salam
*
Perkenalan
*
Menjelaskan tujuan
*
Apersepsi
|
*
Menjawab salam
*
Mendengarkan
*
Menjawab pertanyaan
|
2 menit
|
2
|
Penjelasan Materi/isi penyuluhan
|
Menjelaskan mengenai:
a.
Pengertian penyakit Leptospirosis
b.
Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
c.
Gejala penyakit Leptospirosis
d. Pengobatan
penyakit Leptospirosis
e. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
|
*
Mendengarkan
|
10 menit
|
3
|
Evaluasi
|
Bertanya mengenai:
a. Apa itu Leptospirosis?
b. Bagaimana cara penularan penyakit Leptospirosis ?
c.
Bagaimana cara mengobati penyakit Leptospirosis?
|
*
Menjawab pertanyaan
|
4 menit
|
4
|
Penutup
|
*
Menyimpulkan
materi penyuluhan bersama keluarga
*
Memberikan pujian dan motivasi pada keluarga
*
Kontrak pertemuan berikutnya
*
Mengucapkan
salam penutup
|
*
Mendengarkan
*
Menjawab salam
|
4 menit
|
IX.
Evaluasi:
a.
Apa itu Leptospirosis?
penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan
manusia sehingga penyakit itu masuk kategori zoonis.
b.
Bagaimana cara penularan penyakit Leptospirosis?
Leptospirosis merupakan penyakit
yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urin (air kencing)
dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan,
baik pada manusia maupun pada hewan.
c. Bagaimana
cara mengobati penyakit Leptospirosis?
Bila terjadi wabah, bisa diberikan
antibiotik doksisiklin untuk pencegahan. Untuk mengobati penyakitnya, diberikan
penisilin, ampisilin atau antibiotik lainnya yang serupa. Pada kasus yang berat
antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
X.
Sumber/Referensi:
Anonim, 2012,
Leptospirosis, terdapat pada, http://adibowo.com/apa-itu-leptospirosis-penyakit-dari-tikus/ , diakses
pada tanggal 22 Februari 2012.
Anonim, 2012,
Pencegahan Penyakit Leptospirosis, terdapat pada http://sobatsehat.com/2010/01/04/kenali-penyakit-leptospirosis-penyakit-di-musim-banjir/ diakses tanggal 22 Februari 2012.
LAMPIRAN
MATERI
PENYAKIT LEPTOSPIROSIS
a.
Pengertian Penyakit Leptospirosis
penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan
manusia sehingga penyakit itu masuk kategori zoonis. Bakteri leptospira dapat
hidup di air tawar selama kurang lebih satu bulan. Tetapi dalam air laut,
selokan dan air kemih yang tidak diencerkan, bakteri itu akan cepat mati.
b.
Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
Leptospirosis
merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease).
Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber
utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira
untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama
ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru. Hujan deras akan membantu
penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Gerakan bakteri memang
tidak mempengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung
proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk.
c.
Gejala Penyakit Leptospirosis
Gejala-gejala biasanya timbul dalam waktu
2-20 hari setelah terinfeksi bakteri. Gejala
dimulai yaitu dengan
adanya :
-
demam menggigil,
-
pegal linu (terutama betis dan punggung),
-
nyeri kepala,
-
nyeri tenggorokan,
-
batuk kering,
-
mual-muntah,
-
mencret-mencret.
Ini terjadi di awal masa inkubasi. Pada masa stadium lanjut Demam akan menghilang selama beberapa hari,
tetapi akan muncul lagi bersama-sama dengan gejala lainnya.
Pada hari
ke-6 atau ke-12,
akan muncul gejala seperti :
-
penyakit kuning. Ini dikarenakan
leptospira telah menyerang hati.
-
kulit dan putih mata menjadi kekuningan,
-
mata merah layaknya sedang sakit mata,
-
adakalanya disertai pendarahan, dan
-
kulit meruam merah.
Jika diperiksa dengan stetoskop, dokter akan
mendengarkan bunyi paru-paru yang abnormal. Komplikasi ke selaput otak bisa
menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan
kesadaran.
Gejala-gejala ini bukan sebagai akibat dari
infeksi pada selaput otak, tetapi merupakan akibat dari peradangan yang
disebabkan oleh efek racun pada tubuh yang mencoba menghancurkan bakteri.
Seorang wanita hamil yang terinfeksi leptospirosis bisa mengalami keguguran.
d.
Pengobatan Penyakit Leptospirosis
Bila terjadi wabah, bisa diberikan
antibiotik doksisiklin untuk pencegahan. Untuk mengobati penyakitnya, diberikan
penisilin, ampisilin atau antibiotik lainnya yang serupa. Pada kasus yang berat
antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
e.
Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Sebaiknya anda menggunakan :
- alas kaki yang memadai
serta sarung tangan saat berkebun,
- membersihkan tempat air
dan kolam renang secara rutin,
- menghindari tikus
didalam rumah/ gedung,
- menyemprotkan
disinfektan ke tempat yang tercemar tikus, dan
- jauhkan tikus dari rumah
kita. Agar penyakit ini tidak semakin meraja rela kemana-mana.
- jika mengalami luka atau
lecet, tutuplah dengan pembalut yang kedap air,
- Pakai sarung tangan jika
menangani binatang,
- Cuci tangan
dengan sabun karena kuman Leptospira cepat mati oleh sabun, pembasmi kuman dan
jika tangannya kering,
- Mandi
sesudah bekerja dan cuci serta keringkan tangan sesudah menangani binatang,
- Jangan makan
atau merokok saat menangani binatang,
- jika memelihara
binatang, ikuti anjuran dokter hewan saat memberikan
vaksin pada hewan tersebut.
Sebaiknya agar kita selalu waspada dengan
penyakit ini, karena dampak dan akibatnya yang masih menajdi permasalahan
penyakit di Indonesia saat ini. Apalagi obat yang masih belum ada yang tepat
untuk mengobatinya. jadi apabila ada keluarga anda mengalami tanda-tanda
seperti diatas silahkan langsung ke bidan, dokter atau puskesmas terdekat.
LAPORAN KEGIATAN
Pada tanggal 29 Februari 2012 setelah mengadakan
penyuluhan kepada Tuan A dan keluarga yang bertempat tinggal di Bantul,
Yogyakarta. Hasil dari penyuluhan tersebut lalu saya susun menjadi sebuah
laporan kegiatan sebagai berikut :
A. Respon Keluarga
Respon
yang saya dapat dari penyuluhan kepada Tuan A dan keluarga tentang Penyakit
Leptospirosis yaitu :
1. Respon positif
-
Kelurga memberikan
respon yang positif ketika awal perkenalan, tanda bahwa keluarga menerima
kedatangan penyuluh dengan baik.
-
Keluarga memahami
pengertian, cara penularan, dan cara pengobatan Penyakit Leptospirosis.
-
Keluarga mampu
menjawab 2 pertanyaan yang diberikan penyuluh dengan bantuan penyuluh dan media
(lembar balik).
2. Respon negatif
-
Kurang adanya
komunikasi timbal balik dari komunikator ke penerima.
-
Jika dilihat respon
keluarga saat mendengarkan penyuluhan seperti memahami dan mengerti namun
ketika diberi pertanyaan tentang materi tersebut mereka kaku dan masih terlihat
malu untuk menjawab.
-
Penerima pasif,
karena tidak ada jeda dalam penyampaian saat penyuluhan sehingga tidak ada
kesempatan untuk menjawab maupun bertanya.
-
Penyuluh dalam
menyampaikan materi dirasa terlalu cepat.
-
Di awal Tuan A dan
keluarga terlihat antusias namun di pertengahan mendekati akhir penyuluhan
mereka terlihat bosan.
B. Waktu pelaksanaan
Waktu
penyuluhan yang diharapkan dapat terlaksana selama 20 menit, hanya dapat
terlaksana 7 menit jadi sisa waktu menjadi kurang
efisien.
Dibawah
ini waktu pelaksanaan yang kurang efisien :
No.
|
Kegiatan
|
Kegiatan Penyuluh
|
Kegiatan
Audien
|
Waktu
|
1
|
Pendahuluan/Pembukaan
|
*
Memberi
salam
*
Perkenalan
*
Menjelaskan tujuan
*
Apersepsi
|
*
Menjawab salam
*
Mendengarkan
*
Menjawab pertanyaan
|
1 menit
|
2
|
Penjelasan Materi/isi penyuluhan
|
Menjelaskan mengenai:
f.
Pengertian penyakit Leptospirosis
g.
Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
h.
Gejala penyakit Leptospirosis
i. Pengobatan
penyakit Leptospirosis
j. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
|
*
Mendengarkan
|
3 menit
|
3
|
Evaluasi
|
Bertanya mengenai:
d. Apa itu Leptospirosis?
e. Bagaimana cara penularan penyakit Leptospirosis ?
f.
Bagaimana cara mengobati penyakit Leptospirosis?
|
*
Menjawab pertanyaan
|
2 menit
|
4
|
Penutup
|
*
Menyimpulkan
materi penyuluhan bersama keluarga
*
Memberikan pujian dan motivasi pada keluarga
*
Kontrak pertemuan berikutnya
*
Mengucapkan
salam penutup
|
*
Mendengarkan
*
Menjawab salam
|
1 menit
|
Dapat
dilihat bahwa lebih dari setengah waktu yang disediakan terbuang percuma.
C. Hambatan dan Kendala Penyuluhan
1. Hambatan penyuluhanan
- Kurangnya kesiapan mental penyuluh dalam menyampaikan
materi, dan berhadapan langsung dengan audien.
- Karena penyuluhan ini kali pertama maka penyuluh
merasa gugup dan hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi intonasi nada
dalam berbicara, kecepatan, dan jeda, selain itu mimik penyuluh kurang bisa
dikendalikan. Gesture, dan control dalam berbicara masih awam, jadi terlihat
canggung.
- Tidak ada latihan, sehingga urutan kegiatan baik dari
segi waktu dan urutan acara kurang maksimal.
- Belum pernah mengadakan penyuluhan sebelumnya sehingga
penyuluh kurang professional.
2. Kendala penyuluhan
- Pada saat menyampaikan materi, seharusnya penyuluh
tidak memberikan leaflet di awal, namun di akhir, sehingga penerima bisa fokus
saat penyampaian materi.
- Media yang diberikan kepada penerima hanya satu,
karena belum sempat untuk memperbanyak (leaflet).
- Poster yang sudah disiapkan tidak diperlihatkan kepada
penerima, karena lupa baru ingat saat di akhir acara.
- Profil keluarga tidak diketahui secara mendetail,
sehingga sulit bagi penyuluh untuk melakukan percakapan yang lebih intens
dikarenakan belum mengerti riwayat keluarga Tuan A (istri, dan anak).
- Saat menyampaian materi cenderung monoton.
D. Lampiran Materi Penyakit Leptospirosis
1.
Pengertian Penyakit Leptospirosis
penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan
manusia sehingga penyakit itu masuk kategori zoonis. Bakteri leptospira dapat
hidup di air tawar selama kurang lebih satu bulan. Tetapi dalam air laut,
selokan dan air kemih yang tidak diencerkan, bakteri itu akan cepat mati.
2.
Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan
melalui air (water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang
terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia
maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air
menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang
(host) yang baru. Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama
di daerah banjir. Gerakan bakteri memang tidak mempengaruhi kemampuannya untuk
memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam
aliran darah induk.
3.
Gejala Penyakit Leptospirosis
Gejala-gejala biasanya timbul dalam waktu
2-20 hari setelah terinfeksi bakteri. Gejala
dimulai yaitu dengan
adanya :
- demam menggigil,
- pegal linu (terutama
betis dan punggung),
- nyeri kepala,
- nyeri tenggorokan,
- batuk kering,
- mual-muntah,
- mencret-mencret.
Ini terjadi di awal masa inkubasi.
Pada masa stadium lanjut Demam
akan menghilang selama beberapa hari, tetapi akan muncul lagi bersama-sama
dengan gejala lainnya.
Pada hari ke-6 atau ke-12, akan muncul gejala seperti :
- penyakit kuning. Ini dikarenakan leptospira telah menyerang hati.
-
kulit dan putih mata menjadi kekuningan,
-
mata merah layaknya sedang sakit mata,
-
adakalanya disertai pendarahan, dan
- kulit meruam merah.
Jika diperiksa dengan
stetoskop, dokter akan mendengarkan bunyi paru-paru yang abnormal. Komplikasi
ke selaput otak bisa menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher
kaku, dan penurunan kesadaran.
Gejala-gejala ini bukan sebagai akibat dari
infeksi pada selaput otak, tetapi merupakan akibat dari peradangan yang
disebabkan oleh efek racun pada tubuh yang mencoba menghancurkan bakteri.
Seorang wanita hamil yang terinfeksi leptospirosis bisa mengalami keguguran.
4.
Pengobatan Penyakit Leptospirosis
Bila terjadi wabah,
bisa diberikan antibiotik doksisiklin untuk pencegahan. Untuk mengobati
penyakitnya, diberikan penisilin, ampisilin atau antibiotik lainnya yang
serupa. Pada kasus yang berat antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
5.
Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Sebaiknya anda
menggunakan :
-
alas kaki yang memadai serta sarung tangan saat
berkebun,
-
membersihkan tempat air dan kolam renang secara
rutin,
-
menghindari tikus didalam rumah/ gedung,
-
menyemprotkan disinfektan ke tempat yang
tercemar tikus, dan
-
jauhkan tikus dari rumah kita. Agar penyakit ini
tidak semakin meraja rela kemana-mana.
-
jika mengalami luka atau lecet, tutuplah dengan
pembalut yang kedap air,
-
Pakai sarung tangan jika menangani binatang,
-
Cuci tangan dengan sabun karena kuman Leptospira cepat
mati oleh sabun, pembasmi kuman dan jika tangannya kering,
-
Mandi sesudah bekerja dan cuci serta keringkan tangan
sesudah menangani binatang,
-
Jangan makan atau merokok saat menangani binatang,
-
jika memelihara binatang,
ikuti anjuran dokter
hewan saat memberikan vaksin pada hewan tersebut.
Sebaiknya agar kita
selalu waspada dengan penyakit ini, karena dampak dan akibatnya yang masih
menajdi permasalahan penyakit di Indonesia saat ini. Apalagi obat yang masih
belum ada yang tepat untuk mengobatinya. jadi apabila ada keluarga anda
mengalami tanda-tanda seperti diatas silahkan langsung ke bidan, dokter atau
puskesmas terdekat.
E. Contoh Leaflet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar