WELCOME ^,^

matur nuwun awit rawuhipun
Enjoy it..!

Rabu, 06 Juni 2012

PROFESI PERAWAT DITINJAU DARI BERBAGAI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


BAB I
PEMBUKAAN
A.    LATAR BELAKANG
System pelayanan kesehatan sangat terpadu, terarah dan selalu mengalami perubahan. Banyak variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan professional. Maka peran perawat harus dituntut secara professional dalam mengemban tugasnya. Yang paling disorot adalah bagaimana andil dan kinerja perawat professional sesungguhnya dalam pelayanan kesehatan. Sekarang peran perawat tidak hanya merawat orang yang sakit saja namun lebih luas dan tetap pada porsi seorang perawat itu sendiri. Maka dari itu di sini saya akan membahas tentang peran perawat professional dalam system pelayanan kesehatan dengan lingkup yang lebih luas.
B.      TUJUAN
a.      Dengan memahami makalah ini diharapkan dapat :
                                                              i.      Mengerti peran perawat dalam berbagai lingkungan penyampaian pelayanan kesehatan
                                                            ii.      Mendiskusikan peluang keperawatan dalam pelayanan kesehatan
                                                          iii.      Mendiskusikan faktor yang mempengaruhi system pelayanan kesehatan
                                                           iv.      Memberikan gambaran tentang tindakan berkualitas yang akan diberikan oleh perawat dalam pelayanan kesehatan
C.    LANDASAN TEORI
Tingkat pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu primer, sekunder, dan tersier. Semakin hari evolusi system pemberian perawatan kesehatan semakin meningkat, telah berkembang berbagai pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit umum, rumah sakit daerah, klinik, puskesmas, dan semakin berkembang seiring majunya teknologi dan kebutuhan akan hidup sehat masyarakat. Berkembangnya pelayanan kesehatan memunculkan masalah pelayanan itu sendiri seperti kompetensi yang ada, data yang berbasis, dll. Akan dibahas lebih lengkap dalam pembahasan bab III.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Keperawatan yaitu suatu profesi. tidak ada faktor apapun yang dapat membedakan secara pasti sebuah pekerjaan dari sebuah profesi, tetapi perbedaan tersebut sangatlah penting untuk membentuk bagaimana melakukan praktik. Untuk bertindak secara professional, dengan memberikan perawatan secara teliti dan berdasarkan pengetahuan, serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Keperawatan adalah komponen utama dalam system pelayanan kesehatan, dan perawat merupakan kelompok pekerja yang paling besar dalam system tersebut. Pelayanan keperawatan diperlukan oleh setiap klien yang mencari jenis perawatan yang sesungguhnya. Ada beberapa hal yang membedakan istilah profesi dari istilah pekerjaan, yaitu sebagai berikut :
1.      Profesi menumbuhkan pendidikan berkesinambungan
2.      Profesi adalah cabang pengetahuan termasuk ketrampilan, kemampuan, dan norma.
3.      Profesi menyediakan layanan yang spesifik (khusus)
4.      Anggota dari suatu profesi memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan dari praktik
5.      Secara keseluruhan profesi memiliki kode etik dalam praktik sesuai dengan fungsinya.
Ada 4 ( empat ) elemen utama ( mayor elements) yang menjadi perhatian, Yaitu :
1. Keperawatan adalah ilmu dan kiat sains terapan ( applied science ),
2. Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan _ helping health illness problem,
3. Keperawatan mempunyai empat tingkat klien : individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dan, 4. Pelayanan Keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan-3th level preventions dengan metodologi proskep .
B.    Tingkat Perawatan Kesehatan
Gambar 1.1 Piramida fasilitas kesehatan (U.S Public Health Service: The Core Function Project, Washington, DC, 1994/update 2000, Office of Desease Prevention and Health Promotion. From Stanhope M. Lancaster J: Community and Public Health Nursing, ed 6, S. Louis, 2004, Mosby.)

Piramida tersebut menunjukkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan yang berbasis populasi menyediakan fasilitas dasar untuk pencegahan. Fasilitas ini termasuk pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier (Kotak 2-2). Setiap tingkat mempunyai struktus untuk mengatur dan member pelayanan kesehatan. Keberhasilan pada tingkat terbawah dari piramida menyumbangkan keberhasilan penyampaian pelayanan kesehatan pada tingkat teratas. Fokus pada kesejahteraan, kesehatan masyarakat dari lingkungan telah meningkatkan kualitas hidup (Merzel dan D’Affilitti 2003). Keberhasilan bisnis pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam menciptakan system yang diperlukan untuk memberikan perawatan dengan biaya yang efektif dan menciptakan strategi untuk memastikan bahwa klien akan menerima perawatan yang berkualitas. Perawatan kesehatan adalah suatu bisnis yang menpunyai isu sentral berupa peningkatan biaya dan penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Perawat mempunyai tanggung jawab yang penting untuk memberikan perawatan pada klien dalam seluruh tingkat dan untuk menentukan tindakan pencegahan.
o   Tingkat pelayanan kesehatan dan tingkat pencegahan ditentukan sebagai berikut :
-       Perawatan Primer
Perawatan Primer merupakan kontrak awal yang dibuat oleh klien dengan suatu episode penyakit yang memerlukan serangkaian tindakan untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang actual maupun potensial. Termasuk dalam pemberi pelayanan kesehatan primer antara lain ahli penyakit dalam, ahli penyakit anak, ahli kandungan, dan perawat praktisi. Tempat-tempat pemberian pelayanan primer antara lain tempat praktik dokter, klinik yang dikelola oleh perawat, sekolah, dan tempat-tempat pelayanan kesehatan kerja.
-       pencegahan primer
Ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan melindungi dari penyakit. Pencegahan primer dilaksanakan sebelum penyakit termanisfestasi melalui tanda dan gejala. Peningkatan kesehatan mencakup pemberian nutrisi yang baik dan perhatian terhadap perkembangan kepribadian.
-       perawatan sekunder
Perawatan sekunder mencakup pemberian pelayanan medis khusus oleh doter spesialis atau oleh rumah sakit yang dirujuk oleh dokter perawatan primer. Klien telah mengalami tanda dan gejala yang dapat dikenali baik tanda dan gejala yang masih bersifat diagnose atau yang memerlukan tindakan diagnostic lebih jauh. Tempat-tempat perawatan sekunder antara lain rumah sakit, dan klinik rawat jalan.
-       pencegahan sekunder
Bertujuan untuk mempertahankan kesehatan klien yang mengalami masalah kesehatan, komplikasi atau kecacatan. Pencegahan sekunder dilaksanakan selama periode pathogenesis setelah suatu penyakit termanifestasi dalam tanda dan gejala. Ada dua tingkat pencegahan sekunder yaitu diagnosa dini dan tindakan yang tepat (contoh: skrining hipertensi), dan perawatan akut.
-       perawatan tersier
Suatu tingkatan perawatan yang memerlukan spesialisasi dan teknik yang tinggi untuk menentukan diagnose dan mengobati masalah kesehatan yang rumit atau masalah kesehatan yang tidak bisa terjadi. Klien yang memerlukan perawatan tersier biasanya mengalami kondisi patologis yang luas dan seringkali disertai dengan komplikasi.
-       pencegahan tersier
Berhubungan dengan rehabilitasi dan cara mengembalikan klien kepada status fungsi dan maksimal dalam keterbatasan yang diakibatkan oleh penyakit dan ketidakmampuan. Tingkat pencegahan in iterjadi setelah suatu penyakit menyebabkan kerusakan yang luas, misalnya seperti pada kasus stroke.

Sehingga hal tersebut seperti diatas dapat membuat jaringan penyampaian terintegrasi (Integrated Delivery Networks, IDNs) yang merupakan satu set penyelenggara dan fasilitas yang terorganisasi untuk meneruskan pelayanan ke populasi klien pada lingkungan tertentu dengan pembayaran kapiler (Oodyke, 2004). Sistem tersebut dapat memastikan klien menerima pelayanan pada sebagian besar lingkungan yang sesuai.
Contoh kasus pada pelayanan kesehatan, banyak penyelenggara pelayanan kesehatan saat ini mengutamakan pada kesejahteraan, dengan mengarahkan sumber daya yang ada pada pelayanan kesehatan primer dan fasilitas pencegahan. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena mempunyai peluang untuk menyelenggarakan kepemimpinan masyarakat dan system penyampaian pelayanan kesehatan.
a.      Pencegahan dan Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan Primer  berfokus pada pelayanan kesehatan individual meliputi sekolah, kamar priksa, klinik kesehatan kerja, pusat keperawatan dan promosi kesehatan sebagai ide utama. Focus promosi kesehatan adalah menjaga manusia selalu sehat melalui personal hygiene, gizi baik, lingkungan bersih, olahraga yang rutin, istirahat, dan mengikuti pola hidup yang sehat, yang paling utama berfokus pada menurunkan dan mengendalikan faktor risiko penyakit melalui kegiatan imunisasi dan program kesehatan kerja.
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh populasi. Pelayanan kesehatan primer termasuk pelayanan primer dan juga pendidikan kesehatan, gizi tepat, pelayanan kesehatan ibu/anak, keluarga berencana, imunisasi, dan pengendalian penyakit.
b.      Pelayanan Sekunder dan Tersier
 Pelayanan Kesehatan yang Sering Digunakan
-          Pencegahan penyakit : kegiatan melindungi orang dari penyakit yang akan menyerang karena ancaman kesehatan yang ada ataupun yang akan datang.
-          Promosi Kesehatan : kegiatan membangun perilaku dan kebiasaan manusia untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
-          Organisasi penanganan pelayanan : organisasi yang menyelenggarakan atau menyewa fasilitas pelayanan kesehatan tertentu (seperti pelayanan rumah sakit, penulisan resep obat-obatan)
-          Pelayanan primer : penyediaan pelayanan terpadu, fasilitas pelayanan kesehatan terjangkau oleh pelayanan kesehatan professional, membangun hubungan dengan klien, dan melayani keluarga, serta masyarakat.
-          Pelayanan kesehatan primer : kombinasi pelayanan primer dan pelayanan
-          kesehatan masyarakat yang dapat diperoleh individu dan keluarga dalam masyarakat dan diselenggarakan dengan biaya yang terjangkau.
-          Pencegahan Primer : kegiatan penyuluhan kesehatan atau kegiatan yang mengurangi timbulnya penyakit.
-          Kesehatan masyarakat : komunitas dan pelayanan interdisiplin yang ditunjukan untuk mencegah penyakit dan mendukung kesehatan.
-          Pencegahan sekunder : diagnosis dini dan pengobatan penyakit.
-          Pencegahan tersier : pelayanan untuk mencegah kecepatan progresivitas penyakit.
Data dari Stanhope M. Lancaster J: Community and Public Health Nursing, ed 6, St. Louis, 2004, Mosby

Contoh Fasilitas Pelayanan Kesehatan
-          Pelayanan Primer (Penyuluhan Kesehatan)
1.      Pelayanan Prenatal
2.      Pelayanan Bayi Sehat
3.      Konsultan Gizi
4.      Keluarga Berencana
5.      Kelas Olahraga
-          Pelayanan Pencegahan
1.      Skrining tekanan darah dan kanker
2.      Imunisasi
3.      Informasi pengendalian racun
4.      Konseling kesehatan mental dan pencegahan kritis
5.      UU Masyarakat (Sabuk Pengaman, Bantal udara, Helm pengaman)
-          Pelayanan Sekunder Akut
1.      Pelayanan gawat darurat
2.      Pelayanan bedah medis akut
3.      Pemeriksaan radiologis
-          Pelayanan tersier
1.      Pelayanan intensif
2.      Pelayanan subakut
-          Pelayanan pemulihan
1.      Rehabilitasi kardiovaskular dan paru-paru
2.      Kedokteran olahraga
3.      Program trauma saraf spinal
4.      Perawatan rumah
-          Perawatan berkelanjutan
1.      Bantuan kehidupan
2.      Pelayanan psikiatrik dan lanjut usia

C.     Pelayanan Perawatan Kesehatan
ü  Rumah Sakit
Perawat dalam lingkungan ini menjalin komunikasi yang dekat dengan seluruh anggota tim pelayanan kesehatan. Kemampuan berfikir kritis dan mengenali masalah klien secara cepat dan tepat sangat penting. Perencanaan dan koordinasi pelayanan dibutuhkan untuk menyampaikan pelayanan secara kompetensi dan tepat waktu. Perawat harus menerapkan informasi yang berbasis pada bukti (data) saat memiliki intervensi untuk meningkatkan kondisi kesehatan klien. Perawat secara continue melibatkan klien dalam evaluasi pelayanan dan menyesuaikan intervensi sampai dicapai hasil yang terbaik.
      Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat penting bagi organisasi pelayanan sekunder dan tersier. Kepuasan klien menjadi prioritas dalam lingkungan yang penuh ketegangan dan kesibukan seperti unit keperawatan rawat inap. Klien mengharapkan pengobatan yang sopan dan menghargai dirinya. Mereka juga ingin terlibat dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Karena adanya penanganan pelayanan, masa perawatan klien di rumah sakit menjadi terbatas. Oleh karena itu, perawat harus menggunakan sumber daya secara efisien untuk membantu pemulihan dan pemulangan klien dengan baik. Untuk mengurangi biaya, banyak rumah sakit yang merancang ulang unit keperawatan. Banyak rumah sakit yang menggunakan model manajemen kasus pelayanan, di sini, seorang perawat pun mampu menjadi seorang manajer kasus. Manajemen kasus terutama memiliki focus pada perencanaan pemulangan klien. Manajer kasus memberi saran pada staf keperawatan tentang masalah pelayanan keperawatan khusus, mengoordinasi rujukan klien ke pelayanan yang disediakan disiplin ilmu lain, memastikan penerapan pendidikan klien oleh staf, dan memonitori kemajuan klien setelah dipulangkan. Pada banyak tempat, seorang manajer kasus terus memberikan perawatan kepada kliennya setelah pemulangan dari fasilitas pelayanan akut.
Perencanaan pemulangan dimulai saat klien masuk fasilitas pelayanan kesehatan. Perawat berperan penting dalam perencanaan pemulangan di rumah sakit di mana kesinambungan pelayanan sangat penting. Untuk mencapai ini, perawat menggunakan ketrampilan berfikir kritis dan melakukan proses keperawatan. Untuk mengantisipasi dan mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan yang multidisiplin. Perawat memegang kepemimpinan untuk membuat rencana perawatan yang akan memindahkan klien dari rumah sakit ke tingkat lain dalam pelayanan kesehatan seperti rumah klien atau panti perawatan, diharapkan klien memiliki rencana meneruskan perawatan setelah meninggalkan tempat pelayanan kesehatan. Klien akan meninggalkan rumah sakit jika kondisi fisiknya telah memungkinkan, sehingga mereka masih membutuhkan pelayanan kesehatan yang berada di rumah atau jika ia pindah ke fasilitas kesehatan lainnya. Terkadang klien dan keluarganya mengkhawatirkan kebutuhannya yang mungkin tidak terpenuhi dan bagaimanan hasilnya dalam jangka panjang. Perawat akan membantu dengan mengantisipasi dan mengidentifikasi kebutuhan klien sebelum waktu pemulangan tiba dan dengan koordinasi anggota pelayanan kesehatan dalam mencapai rencana pemulangan yang sesuai.
Fungsi Keperawatan dalam Merawat Lansia di Rumah Sakit
-      Perawatan Jangka Panjang
1.      Memberikan lingkungan untuk hidup dibandingkan dengan lingkungan untuk sakit dan sekarat
2.      Mengajarkan klien dan keluarganya
3.      Member konseling pada klien dan keluarganya
4.      Mempelajari berbagai sumber dalam masyarakat dan cara menggunakannya, menganjurkan keluarga dank lien untuk melakukan hal yang sama
5.      Menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, mengevaluasi kemajuan yang dicapai sesuai dengan kedua tujuan tersebut secara berkala
6.      Melindungi dan mempertahankan kesehatan, rekreasi, dan riwayat social
7.      Membuat rencana dan koordinasi perawatan
8.      Mendidik tenaga tambahan
9.      Mengkomunikasikan kebutuhan klien dalam bentuk tulisan dan verbal
10.  Melakukan tindakan, pengobatan, dan latihan rehabilitative
11.  Megnobservasi dan mengevaluasi respons klien terhadap tindakan, pengobatan, dan rencana perawatan
12.  Mendidik cara mempertahankan perawatan kepada staf dank lien
13.  Menjaga agar dokter tetap sadar terhadap segala perubahan yang terjadi pada kondisi klien
14.  Melakukan tindakan penyelamatan kehidupan bila tidak ada dokter
15.  Melakukan pengkajian fisik klien
16.  Memastikan perawatan medis, gigi, dan kaki yang adekuat untuk klien
17.  Mempertahankan hidrasi, nutrisi, aerasi, dan kenyamanan
-    Perawatan akut
1.   Memberikan dukungan pada klien untuk mencapai tingkat kemandirian setinggi mungkin sesuai dengan kondisinya.
2.   Member inforasi yang tepat unutk klien dan keluarganya tentang rencana tindakan, pengobatan dan diagnose dalam bekerja sama dengan dokter.
3.   Bekerja sama dengan berbagai disiplin ilmu, klien dan keluarganya untuk mengembangkan suatu rencana perawatan yang komperhensif
4.   Melakukan pengawasan bagi tenaga tambahan
5.   Mengenal berbagai implikasi dan berbagai sindrom untuk perawatan klien (contoh: gagal ginjal, penyakit koroner, emfisema).
6.   Melindungi klien dari perlukaan dan penyakit latrogenik
7.   Melakukan pengakajian fisik dan psikososial dalam protocol keperawatan sesuai dengan berbagai kondisi yang ada
8.   Memberikan tindakan darurat yang dibutuhkan (contoh: resusitasi jantung-paru, perbaikan kondisi akibat syok, perdarahan, kejang, keracunan).
9.   Mengingatkan dokter terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada status klien dan berbagai hasil abnormal yang ditemukan dalam pemeriksaan.
10.   Mempertahankan hidrasi, nutrisi, aerasi, dan kenyamanan.

ü  Klinik
Biaanya klinik dibentuk suatu kelompok praktik dokter, klinik rawat jalan yang dikelola oleh perawat, atau blembaga pelayanan masyarakt yang menyediakan jenis pelayanan kesehatan tertentu. Baisanya klien yang memanfaatkan klinik berasal dari tingkat socialekonomi yang rendah atau lansia dengan pendapatan yang terbatas. Klien cenderung tidak akan bertemu dengan pemberi pelayanan kesehatan yang sama secara teratur dan kurangnya komunikasi tentang status kesehatan klien pada saat perawatan dipindahkan ke tempat perawatan akut.
Klinik yang dikelola oleh perawat atau pusat-pusat perawatan bertujuan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas dengan berfokus pada peningkatan kesehatan dan pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit, pengelolaan penyakit kronik, danmemberi dukungan pada perawatan dini dan pemberi perawatan.
Klinik biasanya dikelola oleh perawat yang menjalankan peran-peran yang lebih ahli misalnya perawatan praktisi dan spesialis perawat klinik. Tetapi perawat yang terdaftar yang menjalankan peran tradisional juga secara aktif terlibat di klinik. Banyak klinik yang menjalankan usahanya dengan cara bergabung dengan pusat-pusat pendidikan untuk mengombinasikan pendidikan dan penelitian di dalam suatu lingkungan yang dikontrol oleh perawat.pelayanan yang ditawatkan pada klinik yang dikelola oleh perawat jenisnya bervariasi, begitu cara bagaimana pelayanan diberikan sehingga membuat klinik yang dikelola oleh perawat menjadi pelayanan yang unik.
Pelayanan perawatan primer yang diberikan oleh perawat berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh dokter di berbagai tempat perawatan primer. Perawatan yang melakasanakan peran praktik yang lebih ahli menggabungkan pengetahuan keperawatan dan kedokteran dalam suatu perspektif perawatan yang berpusat pada klien. Hal ini berarti bahwa perawat lebih menekankan pada pendidikan kesehatan dan perawatan diri. Klien yang menderita penyakit kronik harus bekerja sama dengan keluarganya agar mereka dapat mengelola penyakit yang dideritanya. Klinik yang dikelola oleh perawt menciptakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk membantu masyarakat agar mereka memiliki tanggung jawab yang lebih bagi kesehatan diri mereka sendiri dan agar mereka dapat memperoleh kemampuan koping yang diperlukan. Dalam jangka waktu yang panjang, perawat praktik yang lebih ahli sangat efektif dalam meningkatkan hasil akhir dari yang diperoleh klien dengan cara member kemampuan agar klien dapat tetap berfungsi di rumah dan di lingkungan masyarakat.
Pelayanan klinik yang dikelola perawat
è Pengkajian fisik dan perkembangan
è Penilaian terhadap risiko kesehatan
è Konseling sejahtera
è Pendidikan kesehatan
è Konseling psikososial
è Perawatan dan pencegahan terhadap penyakit umum
è Pengelolaan perawatan akut dan kronik
è Pelayanan perawatan di rumah
è Pencitraan visualisasi, dan sentuhan terapeutik

ü  Perawatan Intensif (Intensif Care Unit, ICU)
Unit perawatan kritis merupakan unit rumah sakit di mana klien menerima perawatan medis intensif dan mendapat monitoring yang ketat. Staf keperawatan dan medis pada ICU memiliki pengetahuan khusus tentang prinsip dan teknik perawatan kritis. ICU merupakan tempat pelayanan medis yang paling mahal karena setiap perawat hanya melayani satu atau dua orang klien dalam satu waktu dan dikarenakan banyaknya terapi dan prosedur yang dibutuhkan seorang klien dalam ICU.
ü  Fasilitas Psikiatri
Rencana perawatan disusun oleh bidang kedokteran, keperawatan, pekerja social, dan terapi aktivitas sehingga klien dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan yang fungsional.
ü  Rumah Sakit Daerah
Dengan adanya reformasi pelayanan kesehatan, semakin banyak system pelayanan kesehatan di kota besar yang membangun koneksi dengan rumah sakit daerah. Rumah sakit daerah nantinya akan menjadi rujukan dari sentra medis tersier. Perawat yang bekerja di rumah sakit daerah sering melakukan tugasnya tanpa adanya dokter. Kemampuan melakukan pemeriksaan fisik, membuat keputusan, dan pelayanan darurat menjadi sangat penting. Perawat praktik ahli (contoh; perawat praktisioner dan perawat klinis spesialis) menggunakan protocol medis dan menjalin persetujuan kerja sama dengan dokter.
ü  Pelayanan pemulihan
Pada lingkungan pemulihan ini, perawat menyadari bahwa keberhasilan sangat bergantung pada kerja sama dengan klien dan keluarganya. Mereka membutuhkan pemahaman yang jelas tentang tujuan pemulihan fisik, alasan keterbatasan fisik, dan tujuan serta risiko yang berhubungan dengan terapi. Dengan keterlibatan ini, klien dan keluarga cenderung lebih bersedia untuk mengikuti rencana terapi dan mencapai fungsi yang optimal.
ü  Pelayanan kesehatan rumah (home care)
Keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang paling banyak digunakan dalam kegiatan home care. Namun, terkadang pelayanan rumah juga meliputi pelayanan medis dan social; terapi fisik, kerja, bicara, dan pernapasan; dan terapi gizi. Perawat menangani pemulihan dan stabilisasi penyakit di rumah dan mengidentifikasi masalah uang berhubungan dengan gaya hidup, keamanan, lingkungan, dinamika keluarga, dan praktik layanan kesehatan. Perawat home care  menyediakan pelayanan individual. Mereka membantu klien beradaptasi terhadap keterbatasan fisik temporer atau permanen sehingga mereka dapat memiliki aktivitas rutin yang normal. Pelayanan rumah membutuhkan pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang seperti dinamika keluarga, kegiatan cultural, nilai-nilai spiritual, dan prinsip komunikasi.
ü  Rehabilitasi
Penyedia layanan kesehatan menerapkan strategi rehabilitasi khusus kepada lingkungan rumah sehingga klien dapat mencapai fungsi dan kemandirian yang semaksimal mungkin. Perawat dan anggota pelayanan kesehatan lainnya mengunjungi rumah klien dan membantunya beradaptasi terhadap penyakit atau cidera.
ü  Fasilitas perawatan ekstensif
Suatu pelayanan menengah atau fasilitas keperawatan terampil menawarkan perawatan terampil oleh staf keperawatan berlisensi. Perawatan ini meliputi cara penggunaan cairan intravena, perawatan luka, pemakaian ventilator jangka-panjang, dan rehabilitasi fisik. Klien menerima perawatan mendukung yang ekstensif sampai mereka dapat kembali ke komunitasnya atau tempat perawatan di rumah.
ü  Perawatan berkelanjutan
Perawatan ini ditujukan kepada klien dengan kecacatan, klien yang tidak akan dapat hidup mandiri, atau mereka yang menderita penyakit stadium akhir. Perawat harus bertindak kreatif dalam memenuhi kebutuhan klien, terutama para lansia yang membutuhkan perawatan lanjutan.
ü  Pusat atau fasilitas keperawatan
Pusat keperawatan biasanya menyediakan pelayanan menengah dan pengasuhan 24 jam pelayanan keperawatan, rehabilitasi, pengaturan diet, rekreasi, social dan religious. Hal ini merupakan kunci pokok dari perawat untuk melayani secara adekuat, dan harus pandai memenuhi kebutuhan kesehatan dari populasi yang terus bertambah.
Contoh Pelayanan Perawatan
-          Peningkatan kesehatan
1.      Kelas prenatal
2.      Kelas untuk perawatan bagi lansia
3.      Konseling nutrisi
4.      Kelas latihan fisik (olahraga)
5.      Manajemen stress
6.      Kelas untuk berhenti merokok
7.      Keluarga berencana
-          Pencegahan penyakit
1.      Program skrining (missal: hipertensi, kadar kolesterol tinggi, kanker payudara [mamografi])
2.      Konseling kesehatan mental dan pencegahan krisis
3.      Imunisasi
4.      Tindakan keamanan dan kesehatan kerja (missal: ventilasi tempat kerja, penggunaan pelindung mata, control kebisingan)
5.      Legislasi public (missal: sabuk keselamatan, kantung udara, helm, kode bus sekolah)
6.      Informasi control keracunan
-          Perawatan primer
1.      Unit kesehatan sekolah dan universitas
2.      Pemeriksaan rutin atau pemeriksaan fisik
3.      Tindak lanjut untuk penyakit kronik
4.      Pusat kesehatan mental komunitas
-          Diagnosis
1.      Prosedur radiologis (missal: MRI dan pemindahan CT, pemeriksaan sinar-x)
2.      Pemeriksaan fisik (system terfokus)
3.      Tes darah
-          Tindakan
1.      Pendidikan klien untuk penatalaksanaan penyakit khusus
2.      Intervensi bedah
3.      Terapi laser
4.      Terapi farmakologi
-          Rehabilitasi
1.      Program kardiovaskular
2.      Program pulmonary
3.      Kedokteran olahraga
4.      Program ketergantungan otot dan alcohol
5.      Program penyakit mental
6.      Program stroke dan cidera medulla spinalis
7.      Perawatan kesehatan di rumah
-          Perawatan kontinyu
1.      Perawatan geriatric
2.      Hospice
3.      Rumah tempat tinggal

D.    Masalah Dalam Penyampaian Layanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan pihak yang paling berkualifikasi untuk mengubah system penyampaian layanan kesehatan, perawat harus berpartisipasi penuh dan efektif dalam semua aspek layanan kesehatan. Keperawatan menghadapi masalah mengenai cara mempertahankan kualitas layanan kesehatan sekaligus menurunkan biaya sehingga perawat harus memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang penting untuk melakukan praktik secara kompeten dan efektif. Melakukan kerja sama dengan professional kesehatan lainnya juga penting untuk merancang pendekatan baru bagi penyampaian pelayanan klien. Masih ada sedikit institusi yang mecoba untuk mengotrol biaya dengan cara mengurangi tenaga kerja dan pelayanan pendukung yang diperlukan untuk member perawatan klien secara langsung. Ada suatu kekhawatiran bahwa institusi semacan itu lebih menjadikan insentif keuangan sebagai prioritas daripada pelayanan kemanusiaan yang berkualitas keperawatan dalam advokasi klien akan menjadi penting untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat.
a.      Kompetensi
Tiap konsumen kesehatan tentunya mengharapkan standar keperawatan dan praktik yang sesuai, aman, dan efisien. Organisasi layanan kesehatan memastikan pelayanan yang berkualitas dengan menetapkan kebijakan, prosedur, dan protocol yang sesuai ilmu pengetahuan serta mengikuti standar akreditasi nasional. Tanggung jawab seorang perawat adalah mengikuti dan prosedur, serta mengetahui standar praktik terbaru. Kompetensi yang terus menerus merupakan tanggung jawab seorang perawat. Selain itu, perawat juga wajib memperoleh pendidikan berkelanjutan dan sertifikasi yang dibutuhkan.
b.      Praktik berbasis-bukti (Evidence-Based)
Sebagai perawat professional, perawat ditantang untuk mengetahui informasi terbaru agar dapat menyediakan pelayanan klien yang berkualitas tinggi. Praktik keperawatan bersifat dinamik dan terus berubah karena adanya informasi baru yang berasal dari penelitian, tren praktik, perkembangan teknologi, dan masalah social klien. Perawat harus menganalisis pengetahuan baru untuk membuat keputusan yang tepat mengenai pelayanan klien (Barnsteiner dan Prevost, 2002).
Tujuan praktik berbasis-bukti adalah memberikan data berbasis-bukti kepada perawat untuk melakukan pelayanan klien yang efektif. Praktik berbasis-bukti membantu perawat menyediakan pelayanan kesehatan yang inovatif, melebihi standar kualitas, dan membantu perawat menyediakan pelayanan klien yang konsisten melalui proses pengambilan keputusan yang efektif dan efisien(Spector, 2005).
c.       Pelayanan kesehatan berkualitas
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat sulit untuk didefinisikan. Definisi oleh klien belum tentu sama dengan definisi oleh professional kesehatan.
d.      Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seorang, pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi seorang rendah, maka sangat sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.
e.      Hasil yang sensitive terhadap keperawatan
Hasil yang sensitive terhadap keperawatan merupakan hasil klien yang berhubungan langsung dengan pelayanan keperawatan. Mereka (perawat) memiliki pengaruh besar terhadap keselamatan klien dan kualitas pelayanan. Perawat bertanggung jawab atas konsekuensi hasil ini. Saat ini hasil sensitive terhadap keperawatan semakin ditekankan. Perawat memegang tanggung jawab untuk berbagai hasil yang meliputi individu, pengasuh dari pihak keluarga, klien, dan komunitas.
Terdapat banyak hasil yang sensitive terhadap keperawatan yang diukur oleh perawat. Contohnya : adalah insiden pneumonia rumah sakit, deep vein thrombosis, infeksi saluran kemih, ulkus tekan, kecelakaan jatuh, kegagalan penyelamatan, dan mortalitas 30 hari (Stanton, 2004).
f.        Kepuasan klien
Hampir seluruh organisasi pelayanan kesehatan besar mengukur aspek kepuasan klien.
Dimensi dari Pelayanan Berpusat pada Klien
-          Hormati nilai-nilai, keinginan, dan kebutuhan klien
*      Klien ingin ditangani dengan penuh rasa hormat
*      Klien ingin diberitahu dan dilibatkan mengenai keputusan pelayanannya
*      Persepsi klien tentang kebutuhannya tidak boleh berbeda jauh dari persepsi penyelenggara pelayanan.
-          Koordinasi dan integrasi pelayanan
*      Staf yang kompeten dan penuh kasih sayang akan mengurangi rasa tidak berdaya
*      Klien menginginkan pemimpin dalam pelayanannya dan dapat berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan yang lain
*      Klien mengharapkan pelayanan dan prosedur yang terkoordinasi baik
*      Klien harus mengetahui pihak yang dapat dimintai bantuan setiap saat
-          Informasi, komunikasi, dan pendidikan
*      Klien mengharapkan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai status klinisnya, kemajuan, atau prognosis
*      Klien dan keluarganya harus diinformasikan mengenai perubahan besar dalam terapi atau statusnya
*      Klien harus menerima keterangan yang jelas mengenai prosedur dan pemeriksaan yang dijalaninya
*      Klien dan keluarganya ingin mengetahui cara perawatan oleh diri mereka sendiri
-          Kenyamanan fisik
*      Pelayanan fisik yang menyediakan kenyamanan merupakan salah satu unsure penting yang harus disediakan pelayanan kesehatan
*      Perawat harus tanggap secara efektif dan tepat waktu terhadap permintaan untuk pengobatan rasa nyeri, menjelaskan rasa nyeri supaya dapat diantisipasi oleh klien, dan menawarkan alternative untuk penanganan nyeri.
*      Klien mengharapkan privasi dan penghormatan terhadap nilai budayanya
*      Lingkungan pelayanan kesehatan harus bersih dan nyaman
-          Dukungan emosional dan menghilangkan rasa takut dan kegelisahan
*      Kita bergantung pada pelayanan kesehatan untuk mencurahkan ketakutan dan kegelisahannya.
*      Klien harus memahami pengaruh penyakit terhadap kemampuan perawatan diri sendiri dan keluarganya
*      Klien mengkhawatirkan biaya pelayanan medis yang harus dibayar. Tunjuk staf yang dapat membantu menghilangkan kekhawatiran ini.
-          Ketertiban keluarga dan teman
*      Penyedia layanan harus mengenali dan menghomati keluarga/teman yang menjadi tempat bergantung bagi klien.
*      Klien berhak menentukan keterlibatan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pelayanannya.
*      Klien mengharapkan keluarga/teman yang akan merawatnya setelah dipulangkan untuk diberikan informasi secara tepat.
-          Transisi dan komtinuitas
*      Klien menginginkan informsai tentang obat yang dikonsumsi rencana diet atau terapi, dan tanda peringatan setelah masuk tumah sakit atau diterapi
*      Klien mengharapkan kebutuhan kesehatannya tetap terpenuhi setelah dipulangkan, dengan adanya pelayanan terkoordinasi
*      Klien dan keluarga mengharapkan akses sumber kesehatan setelah dipulangkan.
Data dari Gerteis, et aL.: Thorugh the Patient’s eyes, San Fransisco, 1993, Jossey-Bass

Program Picker/Commonwealth untuk pelayanan klien telah mengidentifikasi tujuh dimensi dari Pelayanan Berpusat pada Klien. Ketujuh dimensi ini mencakup sebagian besar lingkup praktik keperawatan, dan dapat diterapkan dalam banyak lingkungan pelayanan kesehatan. Skali lagi staf keperawatan bertanggung jawab untuk mengenali masalah khas yang mempengaruhi kepuasan klien di unitnya.
Identifikasi harapan klien sangat penting bagi perawat. Ketujuh dimensi pelayanan tersebut dapat menjadi petunjuk yang berguna. Dengan mempelajari harapan klien tentang informasi, kenyamanan, serta keberadaan keluarga dan teman, perawat akan mampu merencanakan pelayanan klien yang lebih baik. Para perawat secara rutin menanyakan harapan klien saat ia memasuki lingkungan pelayanan kesehatan saat perawatan berjalan, dan saat klien dipulangkan. Harapan klien merupakan pengukuran yang penting dalam evaluasi pelayanan keperawatan.
g.      Kemajuan teknologi dan informatika keperawatan
Beberapa contoh perubahan pelayanan kesehatan adalah adanya peralatan canggih seperti alat infuse intravena elektronik, telemetric jantung dan system dispensasi pengobatan terkomputerisasi. Teknologi memang mempermudah pekerjaan perawat namun ia tidak dapat menggantikan pertimbangan perawat. Contoh: tanggung jawab perawat saat mengatur terapi intravena klien adalah memonitor alat infus agar menginfus secara tepat waktu dan tanpa komplikasi. Alat infuse elektronik menyediakan kecepatan infuse yang konstan, namun preawat harus memastikan bahwa mereka telah menghitung kecepatan dengan tepat. Alat tersebut akan mengeluarkan bunyi peringatan jika infuse melambat sehingga perawat dapat memperbaiki masalah tersebut. Teknologi tidak dapat menggantikan pengawasan dan pertimbangan klinis perawat. Perawat membutuhkan informasi akurat terbaru untuk mengambil keputusan terbaik bagi klien mereka. Oleh Karena itu, perawat sangat dibutuhkan dalam membantu agen pelayanan kesehatan menemukan cara manajemen informasi yang efektif.
Informatika keperawatan menggabungkan pengetahuan computer dan informasi dengan pengetahuan keperawatan. Ilmu ini mendukung praktik keperawatan dan penyampaian pelayanan keperawatan dengan memberikan cara menangani dan memproses data, informasi, dan pengetahuan keperawatan.
- Data : merupakan bagian realitas yang individual.
- informasi : berikut hal mengorganisasi, menyusun, atau menginterpretasikan data harus menggunakan informasi.
- pengetahuan : timbul saat perawat menggabungkan dan mengidentifikasi hubungan antara berbagai bagian informasi.
Perawat harus beperan dalam evaluasi implementasi kemajuan teknologi terbaru. Mereka menggunakan teknologi dan informatika untuk meningkatkan efektivitas pelayanan keperawatan, keamanan, dan hasil perawatan klien. Hal terpenting yang harus diingat oleh para perawat adalah bahwa focus pelayanan keperawatan bukanlah mesin atau teknologi, melainkan sang klien. Oleh karena itu perawat harus memperhatikan dan berhubungan dengan klien dan memastikan bahwa hak-hak dan kepercayaan diri klien tetap terjaga pada berbagai tingkat perawatan.
h.      Globalisasi pelayanan kesehatan
Perawat harus memahami cara komunikasi dunia dan globalisasi pelayanan kesehatan memengaruhi praktik keperawatan. Akibat dari globalisasi, dokter dan penyelenggara pelayanan kesehatan harus membuat akses terhadap pelayanan lebih mudah. Status kesehatan di seluruh dunia dipengaruhi banyak masalah. Contoh: masalah kemiskinan yang paling utama dan merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia masa kini. Negara dengan kemiskinan tinggi memiliki akses yang terbatas terhadapa vaksin, air bersih, dan pelayanan kesehatan standar. Begitu pula pertumbuhan urbanisasi mempengaruhi kesehatan di seluruh dunia, dan masalah di perkotaan seperti polusi, kebisingan, kepadatan penduduk, kekurangan air, system pembuangan yang buruk, dan bahaya lainnya menjadi semakin banyak. Dan pada ahirnya hal tersebut mempengaruhi globalisasi kesehatan di jaman sekarang. Focus unik keperawatan terhadap pelayanan membantu perawat mengatasi masalah yang timbul akibat globalisasi. Perawat dan profesi keperawatan mampu mengatasi masalah ini dengan bekerja sama untuk meningkatkan pendidikan keperawatan seluruh dunia, merekrut individu untuk menjadi perawat, dan dengan mendukung perubahan yang akan meningkatkan penyampaian pelayanan kesehatan. Kita harus bersiap untuk datangnya masalha pelayanan kesehatan masa depan. Sebagai pimpinan keperawatan memegang kendali dan bersikap proaktif dalam membuat solusi.
Mengukur Kualitas Sistem Kesehatan
-    Akses
Petunjuk informasi konsumen yang menunjukan betapa mudahnya mendapatkan akses untuk pelayanan medis (contoh, ketepatan waktu pelayanan, tersedianya tenaga dokter, dan letak geografis yang strategis).
-    Ketepatan
Indicator yang menunjukan ketidaksesuaian antara pelayanan actual yang diberikan dengan tingkat pelayanan yang dianggap “penting”, dan dapat menunjukkan kemampuan system untuk member pelayanan dengan biaya yang efektif.contoh lama rawat, frekuensi prosedur versus angka yang ideal.
-    Kualitas pelayanan
Indicator yang membuat konsumen merasa yakin bahwa suatu rencana kesehatan atau system bersifat responsif,menyenangkan,dan “ramah”.contoh: kepuasan total terhadap pelayanan,waktu tunggu di ruang kedaruratan, kecepatan penagihan biaya.
-    Ukuran penyaringan (skrining)
Indicator dari efektiftivitas usaha perencanaan yang berdasarkan pada angka untuk melakukan skrining terhadap target populasi tertentu guna deteksi dini terhadap penyakit. Contoh, angka skrining kolestrol atau pap smear.
-    Hasil yang ditemukan
Ukuran-ukuran hasil dari temuan klinik yang spesifik. Contoh: angka kematian, perawatan ulangdi ruang kedaruratan yang tidak direncanakan sebelumnya, komplikasi penyakit tertentu (syok pascaoperasi, infeksi pada luka, henti napas).
-    Pentalaksanaan penyakit
Indicator terhadap keberhasilan rencana kesehatan atau keberhasilan system dalam pengobatan seluruh penyakit yang dilakukan dalam sebuah rentang perawatan. Contoh: penyakit jantung, diabetes, pelayanan primer (angka pemanfaatan pelayanan preventif), perawatan spesialis (diagnose spesifik penilaian status kesehatan).
-    Status kesehatan konsumen
Indicator terhadap kemampuan rencana kesehatan untuk mempertahankan kesehatan populasi yang terdaftar. Contoh: insiden dan prevalensi penyakit kanker atau jantung, indeks kesehatan umum).
-    Tindakan pencegahan
Indicator terhadap frekuensi dan efektivitas pelayanan preventif yang diberikan kepada konsumen dari sebuah rencana kesehatan. Contoh: jumlah kunjungan preventif tahunan, persentase wanita yang menerima pelayanan prenatal selama trisemester

E.      Masa Depan Pelayanan Kesehatan
System penyampaian pelayanan kesehatan dimulai dengan adanya masalah perubahan. Perubahan menghasilkan banyak ancaman, namun juga membuka kesempatan untuk perbaikan. Masalah yang penting dalam perencanaan dan penyampaian pelayanan kesehatan adalah memastikan kesehatan dan kesejateraan masyarakat. Keperawatan professional merupakam peran penting dalam penyampaian pelayanan kesehatan. Pemecahan masalah perbaikan kualitas sangat tergantung partisipasi aktif perawat. Begitu juga organisasi pelayanan kesehatan harus berusaha mempersiapkan diri mengatasi tantangan dalam pelayanan kesehatan. Dengan cara menyediakan pelayanan kesehatan, mengurangi biaya yang tidak perlu, meningkatkan akses pelayanan, dan berusaha menyediakan layanan yang berkualitas tinggi.








BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.      Bahwa profesi keperawatan dalam system pelayanan kesehatan itu sangat penting dilihat dari sisi pelayanan kesehatan yang membutuhkan perawat untuk memajukan dunia kesehatan dan kualitas masyarakat itu sendiri.
2.      masih adanya lapangan pekerjaan yang luas untuk para perawat professional karena semakin meluasnya tempat pelayanan kesehatan.
3.      Kendala tentang profesi perawat masa kini yaitu tentang ketrampilan, isu global, kompetensi dalam pelayanan kesehatan dan lain-lain.

B.      Daftar Pustaka
Aziz Alimun Hidayat (2002), Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba Medika, Surabaya.
Poter PA & Perry AG (1991), Fundamental of Nursing, CV Mosby Company, Jakarta.
Patricia A Potter & Anne G Perry(2005), Fundamental of Nursing (edition 7), Elseviar inc, Jakarta.
Google Search :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar