WELCOME ^,^

matur nuwun awit rawuhipun
Enjoy it..!

Minggu, 18 Desember 2011

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
Oleh : Sandra Mustika Ningtyas

Fungsi        : untuk memperoleh oksigen agar dapat dipergunakan oleh sel  tubuh dan mengeluarkan CO2 yg dihasilkan oleh sel
è Sehingga yang dimaksud Anatomi Fisiologi Sistem Respirasi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi makhluk hidup berikut mempelajari tentang asal-usul dan kajian dari berbagai metode ilmiah tentang system pernafasan dalam tubuh manusia.
A.    STRUKTUR RESPIRASI
1.   Saluran nafas bagian atas
                              i.   Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Lubang hidung kanan dan kiri masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Menghembuskan napas dari masing-masing lubang pun memiliki khasiat penyembuhan yang berbeda. Setiap lubang hidung ketika beroperasi secara independen dapat mempengaruhi kimia tubuh dengan cara yang berbeda. Ketika kedua lubang hidung bekerja secara bersamaan, kimia tubuh juga mengalami perubahan.
Baik lubang hidung kanan dan kiri berhubungan dengan sisi berlawanan dari belahan otak dan lobus penciuman. Hidung berada dalam kontak langsung dengan hipotalamus melalui jalur dengan lobus pencium di otak. Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbik, yang terkait dengan emosi dan motivasi.
Bernapas melalui lubang hidung kiri mempengaruhi aktivitas kortikal otak di sisi kanan, dan sebaliknya. Belahan otak kanan yang dipengaruhi oleh dominasi lubang hidung sebelah kiri, terkait dengan kemampuan emosional, visual, relaksasi dan kegiatan yang bersifat feminin.
Sedangkan belahan otak kiri, yang dirangsang oleh dominasi lubang hidung kanan, dihubungkan dengan kegiatan verbal, lebih energik dan rasional.
Fungsi masing-masing lubang hidung bisa dirasakan pada saat proses penyembuhan. Contoh masing-masing fungsi lubang hidung antara lain:
Bernapas dominan lubang hidung kanan
1. Meredakan sakit kepala
2. Dapat membantu menyembuhkan gangguan pencernaan kronis
Bernapas dominan lubang hidung kiri
1. Dapat meredakan stres
2. Mengatasi kesulitan tidur (insomnia). Caranya, berbaring di sisi kanan dan bernapas dengan lubang hidung kiri (menurup lubang hidung kanan) selama 25 sampai 30 menit.
Masing-masing rongga di bagian depan berhubungan kelau melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas faring(nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki cirri adanya kelenjar sebasea besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut dengan rambutnya yang kaku dan besar. Rambutnya kasar itu berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat di dalam inspirasi. Bagian yang lebih dalam dari vestibulum adalah bagian respirasi.
Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisis mukosa. Bangunan ini adalah konka nasalis superior, medius, dan inferior. Terutama pada konka nasalis inferior terdapat pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan yang disebut jaringan kavernosus atau jaringan erektil. Melebarnya pleksus vena ini berakibat membengkaknya konka inverior ini, sehingga hidung tetutup yang menyukarkan bernafas dari hidung (pada orang yang alergi). Di atas konka nasalis superior serta sekat hidung di dekatnya terdapat daerah berwarna coklat-kekuningan. Daerah ini mengandung reseptor penghidu dan disebut daerah olfaktoria (mukosa olfaktoria).
Sinus paranasal adalah rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.
  i.      Faring
                             Faring dapat dibagi menjadi nasofaring terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle; orofairng, di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah, dan alaringofaring di belakang faring. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring. Tuba ini berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Bila tidak sama, telinga terasa sakit. Misalnya naik pesawat terbang. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan.
Hubungan faring dengan proses respirasi. Faring yang sering disebut-sebut adalah bagian dari sistem pencernaan dan juga bagian dari sistem pernafasan. Hal ini merupakan jalan dari udara dan makanan. Udara masuk ke dalam rongga mulut atau hidung melalui faring dan masuk ke dalam laring. Nasofaring terletak di bagian posterior rongga hidung yang menghubungkannya melalui nares posterior. Udara masuk ke bagian faring ini turun melewati dasar dari faring dan selanjutnya memasuki laring.
Kontrol membukanya faring, dengan pengecualian dari esofagus dan membukanya tuba auditiva, semua pasase pembuka masuk ke dalam faring dapat ditutup secara volunter. Kontrol ini sangat penting dalam pernafasan dan waktu makan, selama membukanya saluran nafas maka jalannya pencernaan harus ditutup sewaktu makan dan menelan atau makanan akan masuk ke dalam laring dan rongga hidung posterior.
                           i.      Laring
Laring(kotak suara) bukan hanya jalan udara dari faring ke saluran nafas lainnya, namun juga menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi. Fungsi laring, yaitu mengatur tingkat ketegangan dari pita suara yang selanjutnya mengatur suara. Laring juga menerima udara dari faring diteruskan ke dalam trakhea dan mencegah makanan dan air masuk ke dalam trakhea. Kedua fungsi ini sebagian besar dikontrol oleh muskulus instrinsik laring.Laring ditunjang oleh tulang-tulang rawan di antaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam’s Apple), yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawahnya terdapat tulang rawan krikoid, yan berhubungan dengan trakea. Epiglottis adalah sekeping tulang rawan elastic yang menutupi lubang ke laring sewaktu menelan, dan terbuka kembali sesudahnya. Mamalia menghasilkan suasa oleh getaran dari pita suara pada dasar laring. Pembentukan suara adalah proses rumit. Suara bas berat sampai 1700 Hz untuk soprano tinggi. Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah suara juga tergantung panjang dan tebalnya pita suara itu sendiri. Pita lebih panjang dan tebal pada pria sehingga menghasilkan suara lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Hasil akhir suara masih ditentukan perubahan posisi bibir, lidah, dan palatum molle. Bentuk rongga hidung dan sinus menghasilkan suara khas seseorang. Intensitas, volume, atau “keras”-nya suara diatur oleh jumlah udara yang  melalui pita suara, dan ini pada gilirannya diatur oleh tekanan paru oleh otot abdomen.
1.   Saluran nafas bagian bawah
         i.      Trakea
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10-12 cm. ia meluas
dari laring sampai puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan
kanan. Tetapi terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan
(16-20 buah) yang berbentuk tapal kuda, dengan bagian terbuka mengarah ke
posterior (esophagus). Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia dan sel goblet.
Sel goblet menghasilkan mucus dan silia berfungsi menyapu partikel dan berhasil lolos dari saringan di hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.
 Fungsi Trakea adalah menyediakan tempat bagi udara yang di bawa masuk dan udara yang dikeluarkan.
Trakhea juga bersifat :
- Sangat fleksibel 
- Berotot 
ü Jalan Napas Trakea
Trakea bercabang menjadi dua Bronkus Utama; dindingnya mengandung segmen kartilago (tulang rawan) berbentuk U yan gmenghubungkan dengan otot polos. Saat memasuki paru, bronkus akan bercabang berulang kali menjadi bronkus lobaris, bronkus segmental (percabangan generasi 3 dan 4), dan bronkus kecil (percabangan generasi 5-11), yang terkecil memiliki diameter ~1 mm. semuanya memiliki lempeng kartilago irregular dan pita heliks otot polos. Bronkiolus (percabangan generasi 12-16) hanya sedikit sekali mengandung kartilago dan tetap terbuka karena jaringan paru disekitarnya. Bronkiolus terkecil (terminal) akan bercabang menjadi bronkiolus respiratorius (percabangan generasi 17-19), dan kemudian menjadi duktus dan sakus alveolaris (percabangan generasi 23), di mana dindingnya membentuk alveoli dan hanya mengandung sel-sel epitel. Pori kecil (pori alveolar, pori kohn) memungkinkan terjadinya tekanan yang sama besar antar-alveoli. Paru mengandung ~17 juta cabang dan ~300 juta alveoli, yang memberikan permukaan pertukaran seluas ~85 m2. Sirkulai bronchial memasok jalan napas turun hingga ke bronkiolus terminalis; bronkiolus respiratorius dan percabangannya mendapat nutrient dari sirkulasi pulmonalis.
ü Epitel dan bersihin jalan napas
Jalan napas dari trakea sampai bronkiolus respiratorius dilapisi oleh sel epitel kolumnar bersilia. Sel-sel goblet dan kelenjar submukosa menyekresi mucus seperti gel dengan tebal 10-15 µm yang mengapung pada fase sol yang lebih cair. Denyutan sinkron dari silia menggerakan mucus dan debris ke arah mulut (bersihan mukosiliaris). Faktor-faktor yang meningkatkan ketebalan atau visikositas (kekentalan) mucus (missal asma, fibrosis kistik) atau mengurangi aktivitas silia (misalnya merokok) dapat mengganggu bersihan mukolisiaris dan menyebabkan infeksi berulang. Mucus mengandung zat-zat yang melindung jalan napas dari pathogen (misalnya antitrypsin, lisozim, imunpglobulin A).
Sel-sel epitel yang membentuk dinding alveoli dan duktus alveolaris tidak bersilia, dan umumnya merupakan pneumosit alveolar tipe I (sel-sel alveolar; epitel skuamosa) yang sangat tipis. Sel-sel ini membentuk permukaan pertukaran gas dengan endotel kapiler (membrane alveolar-kapiler). Beberapa pneumosit tipe II menyekresi surfaktan yang mengurangi tegangan permukaan dan mencegah kolaps alveolar. Mikrofag (fagosit mobil) di jalan napas mengingesti benda asing dan megnhancurkan bakteri; di alveoli, makrofag ini menggantikan fungsi silia dengan membersihkan debris.
ü Otot pernapasan
Otot pernapasan utama adalah otot inspirasi, yang terpenting adalah diafragma; kontraksi diafragma akan mendatarkan kubah, mengurangi tekanan rongga toraks, sehingga menarik udara masuk ke paru-paru. Otot interkostalis eksterna membantu dengan cara menaikkan iga dan meningkatkan dimensi rongga toraks. Pernapasan yang tenang normalnya adalah pernapasan diafragma; otot inspirasi aksesorius (misalnya skalenus, sternomastoideus) membantu inspirasi jika terdapat tahanan jalan napas atau ventilasi yang tinggi. Ekspirasi dicapai dengan recoil pasif paru dan dinding dada namun, pada laju ventilasi yang tinggi, ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot abdomen yang mempercepat recoil diafragma dengan meningkatkan tekanan abdomen (misalnya olahraga).
ü Volume dan tekanan paru
Volume tidal adalah volume udara yang keluar dan mausk paru saat pernapasan normal; volume tdak istirahat normal adalah ~500 mL, namun, seperti volume paru lainnya, volume ini bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tinggi badan, kapasitas vital adalah volume tidal maksimum, yaitu ketika seseorang menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas sehabis-habisnya. Perbedaan volume antara ekspirasi istirahat dan ekspirasi maksimumm disebut volume cadangan ekspirasi; hal yang sama pada inspirasi disebut volume cadangan inspirasi. Volume paru setelah inspirasi maksimum adalah kapasitas paru total, sedangkan colume paru setelah ekspirasi maksimum adalah volume residu.
Kapasitas residu fungsional (fungtional residu capacity, FRC) adalah volume paru pada akhir pernapasan normal, ketika otot-otot respirasi berelaksasi. Besar FRC ditentukan oleh keseimbangan antara recoil elastic kea rah luar oleh dinding dada dan recoil elastic ke arah dalam oleh paru. Keduanya dikoupling oleh cairan di dalam rongga pleura dada yang kecil, sehingga terjadi tekanan itu, perforasi dada menyebabkan udara tersedot ke dalam rongga pleura, dan dinding dada akan mengembang, sementara paru kolaps (pneoumotoraks). Penyakit yang mempengaruhi recoil elastic paru akan mengubah FRC; fibrosis akan meningkatkan recoil sehingga mengurangi FRC, sedangkan emfisema, dimana terjadi kerusakan struktur paru, recoil berkurang dan FRC meningkat.
Selama inspirasi, perluasan rongga toraks membuat tekanan intrapleura menjadi lebih negative, menyebabkan paru dan alveoli mengembang dan mengurangi tekanan alveoli. Hal ini memunculkan gradient tekanan antara alveoli dengan mulut, dan menarik udara ke paru. Selama ekspirasi, tekanan intrapleura dan tekanan alveolar meningkat, walaupun, kecuali saat ekspirasi paksa (missal; batuk), tekanan intrapleura tetap negative pada keseluruhan siklus karena ekspirasi normalnya adalah pasif.
Ruang rugi (dead space) adalah volumr jalan napas yang tidak berperan dalam pertukaran gas. Ruang rugi anatomis mencakup saluran napas dan turun hingga ke bronkiolus terminalis; normalnya ~150 mL. ruang rugi alveolar adalah alveoli yan gtidak mampu mengadakan pertukaran gas; dalam kesehatan, hal ini tidaklah penting. Ruang rugi fisiologis adalah jumlah ruang rugi anatomis dan alveolar.
Otot-otot respirasi harus mampu mengatasi gaya tahan selama bernapas. Tahanan ini terutama adalah resistensi elastic dinding dada dan paru, resistensi terhadap aliran udara (resistensi jalan napas paru).
 i.      Paru
ü Percabangan bronkus
Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan bercabang lagi menjadi bronkus (sekunder) lobus atas dan baeah. Setiap bronkus lobaris bercabang lagi menjadi bronkus tersier (segmental). Setelah Sembilan atau dua  belas generasi percabangan, ukuran saluran telah mengecil sampai berdiameter 1mm. saluran ini disebut bronkiolus, yang turut menyusun lobules paru. Bronkiolus memasuki lobules pada bagian puncaknya, bercabang-cabang lagi membentuk empat sampai tujuh bronkiolus terminalis dan masing-masing bercabang lagi menjadi dua bronkiolus respiratorius. Bagian ini bercabang lagi lebih dari tiga kali menjadi duktus alveolaris, yang lebih lanjut masih dapat bercabang dua sebelum menjadi sakus alveolaris dan alveoli. Pertukaran gas berlangsung mulai dari bronkiolus respiratorius sampai alveoli (bagian respirasi system pernafasan).
Bronkus ekstra-pulmoner susunannya sama dengan trakea, hanya lebih kecil. Bronkus intra-pulmoner berbeda dari bronkus ekstra pulmoner, karena tampak bulat. Hal ini disebabkan tidak lagi terdapat tulang rawan berbentuk C, melainkan terdiri atas lempeng-lempeng tulang rawan hialin. Bronkiolus tidak lagi memiliki tulang rawan, namunu otot polosnya lebih banyak.
Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih 350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli berkelompok mirip anggur dan menyediakan permukaan yang amat luas bagi pertukaran gas, yaitu 60-70 m2 lebih luas dari permukaan kulit. Setiap kali menarik nafas, anda Memaparkan daerah paru kira-kira seluas lapangan tenis terhadap udara segar.
Alveoli bentuknya polygonal atau heksagonal; masing-masing alveolus dilapisi oleh epitel gepeng yang sangat tipis. Ada dua jenis sel pelapis alveoli, yaitu tipe I (sel alveolar gepeng) dan tipe II (sel septa). Sel tipe II berbentuk kuboid dan menonjol ke dalam ruang alveoli. Sel tipe II ini mengkasilkan surfaktan, yang ikut menahan agar alveoli tidak kolaps. Pada awal alveolus terdapat pula makrofag alveolar (disebut juga sel debu), yang terdapat di dalam septum interalveolaris atau bebas di dalam ruang alveolus. Sel ini makan dan musnahkan mikroorganisme dan partikel asing lainnya.
Banyak septa interaveolaris memiliki satu atau lebih pori, yang menghubungkan alveoli bersebelahan. Fungsinya untuk memelihara keseimbangan tekanan antar alveoli, terutama dengan yang berasal dari bronkiolus lain, yang memungkinkan terjadinya kolateral bila slah satu bronkiolus tersumbat.












Kamis, 27 Oktober 2011

STROKE SANDRA MUSTIKA NINGTYAS/KP.11.00771 
S1 KEPERAWATAN B 
STIKES WIRA HUSADA 
Email : Sandra.hickover@yahoo.co.id 
Website : Sandra-hickover.blog.com 
 BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
Penyakit stroke kini kian mewabah, mewabah bukan dalam arti menular melalui virus atau apapun, melainkan mewabah menjadi kasus mematikan no.3 di Indonesia. Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 – 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.
 BAB II 
PEMBAHASAN 
 1. STROKE PEMBUNUH NO.3 DI INDONESIA
 Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke. Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
 2. PENGERTIAN STROKE
Suatu gangguan neurologis yang bersifat lokal atau umum yang timbul secara mendadak atau sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral yang menyebabkan berhentinya suplai darah ke jaringan otak sehingga fungsi otak menjadi rusak/hilang.
 3. MENGENALI JENIS-JENIS STROKE
 Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini. Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi. Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri. Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
 4. KETAHUI FAKTOR PENYEBAB RISIKO STROKE
Add caption
 Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan Faktor Risiko Stroke. Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa (negro/spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga. Life style, Pencetus Stroke Usia Produktif Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena strokenya pun semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba (walau belum memiliki angka yang pasti). Life style alias gaya hidup selalu menjadi kambing hitam berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Generasi muda yang perjalanan hidupnya masih panjang untuk mampu berkiprah dan bersaing dengan sumber daya manusia lain dari luar negeri. Kecacatan yang mereka sandang akibat serangan stroke, bukan hanya menjadi beban keluarga, tapi juga beban masyarakat secara umum. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selagi stroke masih bisa dicegah, kenapa tidak mencoba? Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke. Untuk mencegah "the silent killer" ini maka seseorang dianjurkan untuk mengurangi rokok, melakukan olah raga teratur, membatasi minuman beralkohol, dan menghindari stres berlebihan.
 5. MEMBACA GEJALA STROKE
 Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena. Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:

  • Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. 
  • Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran. 
  • Penglihatan ganda. 
  • Pusing. 
  • Bicara tidak jelas (rero). 
  • Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat. 
  • Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh. 
  • Pergerakan yang tidak biasa. 
  • Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. 
  • Ketidakseimbangan dan terjatuh. 
  • Pingsan. 
Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas. Mendiagnosis Stroke
 Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding denganMRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut. Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaanCT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melaluikapilaroskopi atau fluoroskopi.
 6. PENANGANAN STROKE
 Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke. Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak. Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke. Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan. Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang. Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan). Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
 7. MASIH ADA HARAPAN SEMBUH
Add caption
 Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan. Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke. Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan. Ada 2 proses penyembuhan utama yang harus dijalani penderita : • penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit. Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga agar kadar kolesterol jahat dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain itu, penderita juga dilarang makan makanan yang dapat memicu terjadinya serangan stroke seperti junk food dan garam (dapat memicu hipertensi). • Proses penyembuhan kedua adalah fisiotherapy, yaitu latihan otot-otot untuk mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi agar mendekati kondisi semula. Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur fisiotherapi, dan pasien harus taat pada latihan yang dilakukan. Jika fisiotherapi ini tidak dijalani dengan sungguh-sungguh, maka dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang pernah mengalami kelumpuhan. Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Hal ini yang harus dihindarkan jika ada anggota keluarga yang menderita serangan stroke.
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan
Penyakit Stroke bukan selamanya menjadi penghalang untuk kembali hidup sehat, kenali gejalanya secara dini, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Mulai dari hidup sehat, atur pola makan, dan rutin cek kesehatan. Karena kini tidak hanya orang tua yang dapat terkena stroke tapi juga anak muda. Penderita stroke tidak harus dikucilkan, kita sebagai perawat harus pandai menjaga, merawat, dan melindungi. “Merawat yang sehat agar tidak terkena penyakit, dan menyembuhkan yang sakit agar kembali sehat”
 B. Daftar Pustaka
http://medicastore.com/stroke/Masih_Ada_Harapan_Sembuh.php http://www.melvils.com/kesehatan/gejala-dan-penyebab-stroke

Jumat, 21 Oktober 2011

1st TIME I HAVE A BLOG :D

hihihi..hahaha...punya blog baru..bingung mau nulis apa..hmhmhm -,-
berlanjut ke tugas berikutnya, \(-o-)/ Y(-_-)Y

Thnx 4 Pak Hary Suswanto... :)